Twitter: @Glissandio

Jumat, 26 April 2013

0 komentar

Nvidia vs ATI Radeon





nvidia vs ati radeon


untuk para pecinta ATI, mereka tidak bisa disalahkan ketika mereka bilang vga ATI paling bagus, begitu pula dengan pecinta nVidia yang bilang Nvidia lebih bagus grafisnya dengan vga card lain karena memang kedua pabrikan vga card tadi punya mangsa pasar tersendiri yang bahkan terkadang fanatik dengan produknya.
pada tahun 2003, sebenarnya Nvidia pernah terpuruk karena ketika Nvidia meluncurkan seri Geforce FX seri 5000 yang bisa dibut sebagai sebuah kesalahan fatal yang tercatat sebagai sejarah hitam di perjalanan karir Nvidia. Buruknya kinerja Geforce FX saat itu membuat Nvidia melakukan trik untuk meningkatkan kinerja dengan menurunkan kualitas gambar. Hal ini justru semakin memperburuk reputasi mereka dan membuka peluang bagi ATI untuk merebut posisi teratas saat itu dalam pasar kartu grafis. Saat itu chip grafis andalan ATI yaitu Radeon seri 9000 terbukti mampu mengalahkan Geforce FX dalam kinerja maupun performa. Di saat itulah anggapan bahwa kualitas gambar videocar ATI lebih baik daripada Nvidia mulai tertanam di hati sanubari para gamer.
Namun kini ,  Nvidia telah melewati mimpi buruknya. Dimulai dari peluncuran Geforce seri 6000 yang membanggakan Shader Model 3, Nvidia mulai berusaha mengalahkan ATI dalam hal kualitas gambar. Di era 2005, Geforce seri 6000 mampu menoreh keunggulan dalam hal dukungan Shader Model 3 dibanding ATI X300/700/800 yang saat itu belum mensupport fitur tersebut.
Sadar akan kelemahan terserbut, di tahun 2006 ATI akhirnya juga memberikan dukungan Shader Model 3 di seri X1000 mereka, sehingga potensi bagi videocard Nvidia dan ATI untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik kini sama.
Sebagai produsen chip grafis no.1, Nvidia memiliki segudang uang untuk diselipkan di celah-celah kantong para programmer & game developer. Dengan begitu game buatan mereka akan berpihak ke kubu Nvidia. Atau dengan kata lain kualitas gambar game tersebut akan menjadi lebih buruk bila dijalankan pada videocard ATI.
Nvidia cukup serius dalam menjalankan strategi konspirasi ini. Bahkan mereka mempropagandakan strategi ini sebagai TWIMTBP (The Way It’s Meant To Be Played).
Bila sebuah game menyandang logo TWIMTBP, berarti game tersebut dibuat dengan campur tangan Nvidia di dalamnya, dan sudah dipastikan kualitas gambar / kinerja terbaik hanya akan didapat bila menggunakan videocard Nvidia. Secara logika saja, tentu mustahil bila sebuah game yang disponsori Nvidia ternyata tampilannya sama baiknya bila menggunakan ATI.
Para fans ATI sering berdalih bahwa masalah kompatbilitas/kualitas gambar pada beberapa game adalah masalah driver yang dapat dihilangkan dengan update driver ATI Catalyst, mereka tak menyadari bahwa problem tersebut sebenarnya adalah problem yang berasal dari gamenya dan sengaja dibuat oleh game developernya bagi pengguna ATI. Jadi update driver ATI tidak akan memperbaiki problem tersebut.
Tampaknya strategi konspirasi ini dianggap cukup berhasil oleh Nvidia, sehingga mereka kian hari kian agresif dalam merangkul para game developer. Hingga saat ini, nyaris 90% game yang beredar di pasaran dibuat dengan campur tangan Nvidia di dalamnya. Untuk melihat game-game apa saja itu dapat dilihat di situs www.nzone.com
untuk melihat hasil gambar yang dihasilkan dari kedia kartu grafis tersebut, maka akan diuji coba pada salah satu game populer di bawah ini..
IN-GAME SETTING:
Setting fitur & kualitas di semua game diatas diatur ke tingkat detail paling maximal dengan resolusi 1024×768.
Anisotropic filtering diatur ke tingkat tertinggi dan FSAA diaktifkan bila memungkinkan.
TESTING PLATFORM:
Videocard:
- NVIDIA : Geforce 7600GT, 7900GS, 7900GT
- ATI : Radeon X1950 Pro, X1900XT
CPU:
- Intel Core2 Duo E6400 (2.13GHz) overclocked @ 3.2GHz   FSB400 (FSB1600 QPB)
CPU Cooler :
- Thermaltake Waterblock W0010 + custom cooling tower
Motherboard
ASUS P5B Deluxe WiFi AP (intel P965)
Memory :
- 2 X 512MB Kingston “Hynix” DDR2 533 @ DDR800 (4-4-4-12)
Harddisk: 80GB Seagate Barracuda 7200.9 SATA2
PSU: SilverStone 400W dual-rail
Driver:
Nvidia Forceware 91.47
ATI Catalyst 6.11
Windows XP Professional SP2
DirectX 9c June06
TEST 1: Need For Speed Most Wanted
Hinga detik ini, NFS Most Wanted masih merupakan game racing dengan tampilan terbaik. Bahkan tampilannya masih lebih baik daripada NFS Carbon yang baru saja dirilis. Sekalipun NFS Most Wanted tidak menyandang logo Nvidia, tapi sepertinya developer & publisher game ini, Electronic Arts, sempat merasakan nikmatnya makan malam bersama Nvidia.
Sajian anggur dan wanita cantik yang disuguhkan Nvidia mampu membuat para programmer Most Wanted rela memberikan tampilan terbaik game ini hanya untuk pengguna videcard Nvidia saja.
Bila anda pernah mendengar keluhan beberapa gamer mengenai tampilan yang terlalu silau di Most Wanted, maka dapat dipastikan bahwa gamer tersebut menggunakan videocard ATI. Karena memang itulah kado bencana yang khusus diberikan bagi fans ATI.
Pada videocard ATI, akan terjadi kesalahan implementasi HDR/Bloom, yang mengakibatkan gambar terlalu terang, sekalipun fitur overbright dimatikan. Dengan keadaan ini banyak objek akan kehilangan detail, dan konyolnya lagi gedung-gedung masih tampak menyilaukan sekalipun di kondisi senja hari.
Untuk lebih jelasnya lihat perbandingan tampilan screenshot di bawah ini…
Need For Speed Most Wanted  (v1.3)
Daylight (siang)
Detail objek gedung dan tekstur bukit dengan menggunakan videocard Nvidia terlihat jelas. Sedangkan pada videcard ATI, cahaya silau membuat gedung nyaris tak terlihat yang diakibatkan karena error dalam implementasi HDR/bloom effect. Bahkan tekstur bukit hanya terlihat sebagai warna kuning silau saja.
Pada videocard Nvidia, detail kaca jendela pada gedung pencakar langit masih terlihat meski kacanya memantulkan cahaya matahari. Sedangkan pada videcard ATI, pantulan cahaya matahari terlalu ekstrim sehinga membuat gedung kehilangan detailnya.
Dengan menggunkaan videocard Nvidia, dinding gedung-gedung beton merefleksikan pantulan cahaya secara normal, sedangkan pada videocard ATI, dinding gedung-gedung beton seolah bersifat seperti kaca yang merefleksikan pantulan cahaya secara ekstrim, akibatnya objek jadi kehilangan detail.
Pada videocard Nvidia ujung jalan masih terlihat jelas, sedangkan pada videocard ATI ujung jalan seringkali tak terlihat karena tersapu silaunya cahaya. Hal inilah yang seringkali dikeluhkan para gamer yang menggunakan videocard ATI, karena kondisi silau ini membuat tikungan di ujung jalan jadi tak terlihat jelas sehingga membuat game lebih susah dimainkan.
Evening (senja)
Tampilan pada videocard ATI bertambah parah dan tidak realistis pada kondisi senja. Gedung-gedung terlihat bersinar menyilaukan sekalipun di langit minim cahaya matahari. Sedangkan pada videcard Nvidia, refleksi cahaya yang terpantul di gedung-gedung terlihat natural dan serasi dengan nuansa atmosfir sekitar.
Sama seperti contoh gambar sebelumnya, pada videocard Nvidia detail gedung terlihat jelas dan pantulan cahayanya di senja hari terlihat natural, sedangkan pada videocard ATI, gedung-gedung menjadi terlihat aneh dengan cahayanya yang menyilaukan, seolah seperti suasana di planet lain.
Refleksi cahaya senja pada kaca gedung terlihat natural pada videocard Nvidia, sedangkan pada videocard ATI gedung-gedug terlihat seolah bersinar denngan refleksi cahaya yang menyilaukan, sehingga terkesan tidak realistis dan kontras dengan suasana atmosfir senja.
Pada videocard Nvidia objek-objek dinding beton di sisi kiri terlihat natural. Sedangkan pada videcard ATI, objek-objek dinding beton yang seharusnya tidak bersifat reflektif menjkadi terlihat terang menyilaukan secara ekstrim, membuat suasana menjadi serasa di arena sirkus.
Kesimpulan :
dari salah satu contoh yang saya perlihatkan di atas dapat ditarik kesimpulan jika vga card Nvidia memang lebih bagus dari pada ATI. namun, jika ditinjau lebih dalam sebab-sebab mengapa Nvidia lebih unggul dari pesaingnya yaitu ATI adalah baiknya para petinggi Nvidia untuk menggandeng para game developer untu membuat game yang dibuat khusus untuk pengguna chip Nvidia, sehingga jika para pengguna chip ATI memainkan game tersebut mereka akan kecewa dan menganggap bahwa chip ATI buruk. Padahal jika ditilik lagi bukanlah kesalahan pabrikan ATI dalam membuat kartu grafis, tetapi kurang lihainya ATI layaknya yang dilakukan Nvidia terhadap game developer.
Dalam persaingan kualitas gambar, Nvidia terlihat jauh lebih cerdas & smart dibanding ATI. Di saat para insinyur ATI kerja lembur & banting tulang di dalam lab yang sunyi untuk meningkatkan keunggulan kualitas grafis, para team Nvidia mengajak makan malam para game developer untuk bersama-sama menjatuhkan ATI.
Jamuan makan malam dan berbagai suguhan kenikmatan lainnya membuat para game developer akhirnya rela melakukan apa saja untuk menjatuhkan ATI.
Konspirasi dengan game developer tampaknya merupakan strategi jitu yang dilakukan sang CEO sekaligus pendiri Nvidia yaitu Jen-Hsun Huang.
Dengan konspirasi Nvidia bersama game developer, maka sehebat apapun ATI berinovasi untuk meningkatkan kualitas grafis videocard mereka, hasilnya tetap akan sia-sia saja karena game yang dirilis ternyata tidak memanfaatkan keunggulan yang dimiliki videocard ATI, bahkan kualitas gambar pada videocard ATI malah sengaja diturunkan dengan munculnya berbagai problem.
Sebaliknya, bila ATI ingin meniru cara “sabotase” seperti yang dilakukan Nvidia, maka hal tersebut akan lebih sulit dilakukan, sebab jumlah pengguna videocard Nvidia jauh lebih banyak, sehingga game developer tentu tak mau beresiko bila penurunan kualitas gambar di videocard Nvidia akan menyebabkan game mereka tidak dibeli oleh mayoritas gamer yang menggunakan videocard Nvidia. Oleh karena itu pada game-game yang disponsori ATI (misal Half Life 2) tampilannya tetap tidak ada masalah sekalipun menggunakan videocard Nvidia.
sudah cukup tau kan perbedaannya?? sekarang silahkan terserah anda akan pilih yang mana yang sesuai selera..
Seri-seri Splinter Cell selalu menjadi game best seller yang kemunculannya dinanti-nantikan oleh para penggemar game. Semenjak seri perdananya, Splinter Cell terkenal sebagai game yang disponsori Nvidia. Sehingga berbagai masalah akan timbul bila menggunakan videocard ATI.
Pada Splinter Cell seri ke 3 (Chaos Theory), Nvidia bersama developer game ini sepakat untuk men-disable fitur Soft Shadow pada videocard ATI. Sehingga tampilan bayangan pada videeocard ATI akan buruk (jaggies).
Nvidia tahu bahwa atmosfir game ini bernuansa gelap dan sangat mengandalkan bayangan (shadow intensive), sehingga bila kualitas bayangan sengaja "dirusak" tentu akan merusak kualitas tampilan game secara signifikan pada videcard ATI.
Selain itu game yang mensupport fitur HDR ini juga tidak memiliki opsi untuk mengaktifkan Anti-Aliasing, sehingga keunggulan videocard ATI yang mampu mengaktifkan FSAA+HDR secara bersamaan tidak dapat difungsikan pada game ini.
Splinter Cell Chaos Theory

Bayangan Sam Fisher, tokoh utama Splinter Cell, terlihat halus pada videocard Nvidia. Sedangkan pada videcard ATI bayangan terlihat kasar dan bergerigi (jaggies). Ini akibat game ini dirancang untuk mendisable secara paksa fitur Soft Shadow bila digunakan pada videocard ATI.

Bayangan kabel listrik terlihat halus pada videocard Nvidia, sedangkan pada videocard ATI bayangan terlihat bergerigi

Bayangan jeruji besi terlihat halus pada videcard Nvidia, sedangkan pada videcard ATI bayangan terlihat kasar dan bergerigi.


Game ini sangat menonjolkan efek bias bayangan. Pada videocard Nvidia seluruh bayangan terlihat halus, berbeda dengan bayangan pada videocard ATI yang terlihat kasar dan bergerigi akibat tidak aktifnya Soft Shadow.


TEST 5: Splinter Cell Double Agent
Sekuel ke 4 dari serial game best seller Splinter Cell yaitu Double Agent baru saja dirilis. Tetap dengan tradisi lamanya, Splinter Cell adalah game yang pro Nvidia.
Nvidia tampaknya masih kurang puas dengan "mensabotase" fitur soft shadow ATI pada Splinter Cell Chaos Theory.
Berbeda dengan seri sebelumnya, pada Splinter Double Agent pengguna videocard ATI seri X1xxx dapat mengaktifkan FSAA+HDR berbarengan di game ini, maka untuk mengantisipasi hal ini Nvidia bersama game developer Splinter Cell bersepakat melakukan sabotase yang jauh lebih hebat lagi, yaitu dengan meniadakan bayangan pada karakter dan beberapa objek bila menggunakan videocard ATI. Fitur soft shadow juga tetap tidak berfungsi pada videocard ATI. Tidak hanya itu, implementasi bayangan pada beberapa objek juga mengalami masalah (hilang-timbul).
Nvidia tahu benar bahwa Splinter Cell merupakan game yang sangat menonjolkan atmosfir gelap yang sarat bayangan, sehingga bila bayangan pada videocard ATI "disabotase" pasti akan membuat pengguna videcard ATI kecewa berat dan memutuskan untuk beralih ke videocard Nvidia.
Pada game ini Nvidia juga ingin melampiaskan dendam lamanya terhadap videocard ATI seri X800 yang beberapa tahun yang lalu sempat membuat beberapa pengguna Geforce 6600 tergoda untuk beralih ke kubu ATI. Pada game ini Nvidia sengaja memesan game developernya agar game ini tidak mampu berjalan dengan ATI seri X300, X700, X800 karena ketiga videocard ATI tersebut belum mensupport Shader Model 3. Hal ini memang cukup aneh karena seharusnya engine game ini mampu dipaksa berjalan dengan shader model 1.1 seperti seri Splinter Cell sebelumnya, tapi tampaknya kemapuan tersebut dihilangkan karena pada game ini Nvidia ingin memberi pelajaran pada orang-orang yang dulu berpindah dari Geforce 6600 ke ATI X800.
Splinter Cell Double Agent

Pada videocard Nvidia, karakter dan berbagai objek (tangga, gedung) memiliki bayangan. Sedangkan pada videocard ATI karakter maupun objek tidak memiliki bayangan

Sama seperti Splinter Cell edisi sebelumnya (Chaos Theory), fitur Soft Shadow pada Splinter Cell Double Agent juga tidak berfungsi pada videocard ATI sehingga bayangan kabel listrik diatas terlihat sangat bergerigi. Sedangkan pada videocard Nvidia bayangan kabel listrik terlihat halus.
Efek bayangan bergerigi pada videcard ATI terlihat jauh lebih parah di game ini dibanding di Splinter Cell Chaos Theory.


Tidak adanya bayangan karakter pada videocard ATI membuat nuansa kurang realisitis, berbeda dengan di videocard Nvidia dimana bayangan karakter ditampilkan dengan baik.


Pada videocard ATI bayangan objek yang jatuh pada pipa terlihat kasar (jaggies) dan seolah mengalami kesalahan, sedangkan pada videocard Nvidia bayangan mampu jatuh secara baik.

DOWNLOAD VIDEO (1.6MB)Problem pada videocard ATI tidak hanya pada hilangnya bayangan karakter dan beberapa objek serta tidak berfungsinya Soft Shadow, namun bayangan pada objek kadang juga sering hilang-timbul seiring pergerakan karakter. Sedangkan pada videocad Nvidia hal seperti ini tidak terjadi.
Perbandingannya dapat dilihat pada rekaman video disamping ini.


DOWNLOAD VIDEO PERBANDINGAN KUALITAS IMAGE PADA SPLINTER CELL DOUBLE AGENT (1.6MB)








TEST 6: The Elder Scrolls IV: Oblivion
DOWNLOAD VIDEO (2MB)Oblivion hingga detik ini merupakan game dengan tampilan terbaik sekaligus game paling berat. Bagian paling berat adalah pada kondisi outdoor di padang rumput dengan kondisi rumput yang bergoyang.
Bethesda Softwork, developer Oblivion, tampaknya mendapat pesanan khusus dari Nvidia agar game ini tidak bisa mengaktifkan Anti Aliasing bila HDR di-enable, sehingga keunggulan videocard ATI dalam hal kemampuan mengaktifkan FSAA+HDR secara simultan akan sia-sia. Sekalipun akhirnya ATI dapat memaksanya melalui driver, namun developer game ini bersama Nvidia masih memiliki cara "sabotase" lain yang disiapkan bagi videocard ATI, yaitu problem bila mengaktifkan fitur Shadow On Grass.
Pada videocard ATI, bayangan yang jatuh pada pada rumput akan berkedip-kedip (flickering), sedangkan pada videocard Nvidia hal ini tak terjadi. Untuk mengetahui perbedaannya bisa dilihat di rekaman video berikut.
DOWNLOAD VIDEO PERBANDINGAN KUALITAS IMAGE PADA OBLIVION (2MB)



TEST 7: 3D Mark 06
3D Mark 06 merupakan aplikasi benchmark gaming yang paling populer di dunia. Tampaknya developer benchmark ini, Futuremark, juga telah dirangkul olen Nvidia untuk membuat pengguna videocard ATI kecewa. Sekalipun videcard ATI seri X1000 telah mensupport Shader Model 3 (SM3) namun sebenarnya ada fitur yang tidak disupport, yaitu Shader Particles. Kelemahan ini diekspose pada 3D Mark 06, yaitu dengan tidak bisa diaktifkannya Shader Particle Test. Sedangkan pada videcard Nvidia, test tersebut dapat dilakukan.
3D Mark 06

Pada gambar diatas terlihat bahwa videocard Nvidia seri 79xx telah mendukung Shader Particles, sedangkan ATI seri X19xx belum mendukung fitur tersebut.
redball.gif (916 bytes)Kesimpulan : Keunggulan kualitas image ditentukan oleh kelihaian strategi bisnis

Strategi untuk menang : Dengan melakukan konspirasi bersama para game developer, Nvidia akhirnya sukses mengalahkan ATI dalam hal pertarungan kualitas gambar
Anggapan mengenai kualitas gambar videocard ATI lebih unggul daripada Nvidia pupus sudah. Dalam prakteknya, kualitas gambar pada image videocard ATI terlihat lebih buruk dan bermasalah di banyak game.
Hal ini sebenarnya bukan karena ketidak becusan ATI membuat chip grafis, namun karena kelihaian Nvidia dalam menggandeng game developer untuk mensabotase kualitas gambar videocard ATI di banyak game.
Apakah sabotase yang dilakukan Nvidia merupakan kecurangan?
Di mata konsumen, tindakan yang dilakukan oleh Nvidia bukanlah sebuah kecurangan. Sebab konsumen tetap mendapat kualitas gambar terbaik bila menggunakan videocard Nvidia. Nvidia juga sudah memperingatkan di awal game dengan adanya logo atau peringatan bahwa tampilan terbaik hanya akan didapat bila menggunakan videocard Nvidia.
Jadi bila ada pengguna videocard ATI yang kecewa karena "rusaknya" kualitas gambar, itu karena salah mereka sendiri kenapa tidak menggunakan videocard Nvidia untuk bermain game tersebut.

Strategi CEO : Kongkalikong ala asia akhirnya mengalahkan asah otak ala barat
Dalam persaingan kualitas gambar, Nvidia terlihat jauh lebih cerdas & smart dibanding ATI. Di saat para insinyur ATI kerja lembur & banting tulang di dalam lab yang sunyi untuk meningkatkan keunggulan kualitas grafis, para team Nvidia mengajak makan malam para game developer untuk bersama-sama menjatuhkan ATI.
Jamuan makan malam dan berbagai suguhan kenikmatan lainnya membuat para game developer akhirnya rela melakukan apa saja untuk menjatuhkan ATI.
Konspirasi dengan game developer tampaknya merupakan strategi jitu yang dilakukan sang CEO sekaligus pendiri Nvidia yaitu Jen-Hsun Huang.
Dengan konspirasi Nvidia bersama game developer, maka sehebat apapun ATI berinovasi untuk meningkatkan kualitas grafis videocard mereka, hasilnya tetap akan sia-sia saja karena game yang dirilis ternyata tidak memanfaatkan keunggulan yang dimiliki videocard ATI, bahkan kualitas gambar pada videocard ATI malah sengaja diturunkan dengan munculnya berbagai problem. 
Dalam perang kualitas gambar, ATI menggembar-gemborkan keunggulan Radeon seri X1xxx dibanding Geforce seri 7 dalam hal kemampuan menjalankan FSAA+HDR secara berbarengan. Sekalipun penggunaan FSAA+HDR akan menurunkan performa secara signifikan sehingga hanya layak diterapkan pada videocard 2 juta, namun Nvidia tentu mewaspadai keunggulan ATI dalam hal ini. Oleh karena itu beberapa game sengaja dirancang (atas pesanan Nvidia) agar tidak bisa menjalankan FSAA+HDR secara berbarengan sekalipun menggunakan ATI X1xxx (misal: Splinter Cell Chaos Theory). Tak hanya itu saja, beberapa game ternyata juga mampu menjalankan FSAA+HDR sekalipun menggunakan Geforce seri 7 (misal: Half Life 2, NFS Most Wanted). Di sini terlihat bahwa keunggulan fitur hardware dapat dimentahkan oleh design programming game. Melalui design programming game itulah Nvidia bersama pembuat game menurunkan (mensabotase) kualitas gambar pada videocard ATI.
Disini terbukti bahwa kenggulan teknis mampu dikalahkan oleh strategi bisnis.
Pepatah lama di dunia balap jalanan mengatakan: "Tidak perlu repot-repot merancang mobil paling cepat bila anda tahu cara jitu untuk menggembosi ban mobil lawan"
redball.gif (916 bytes)Strategi marketing Nvidia vs. Keunggulan teknis ATI
Para fans ATI biasanya masih berdalih bahwa problem kualitas gambar hanya menimpa game-game tertentu yang disponsori Nvidia saja. Namun dalam prakteknya ternyata Nvidia mensponsori hampir 90% game yang ada di pasaran. Daftar game-game yang disponsori Nvidia dapat dilihat di situs ini: www.nzone.com/object/nzone_twimtbp_gameslist.html.
Bahkan nyaris semua game-game best seller ternyata menyandang logo Nvidia. Dengan asumsi seperti itu, maka dapat dipastikan mayoritas game di pasaran akan memiliki tampilan lebih bagus di videocard Nvidia, atau dengan kata lain bermasalah di videocard ATI.
Nvidia juga sangat tahu bahwa game-game dengan karakter populer seperti Lara Croft (Tomb Raider) dan Sam Fisher (Splinter Cell) sangat berpotensi untuk laku dan menjadi best seller. Dengan mensponsori game-game populer seperti itu, maka secara otomatis juga akan mendongkrak penjualan videocard Nvidia. Sebab game-game tersebut mensyarakatkan videocard Nvidia untuk tampilan terbaik.
Begitu pula dengan game Doom3 yang sangat populer hingga diangkat ke layar perak, Nvidia mempropagandakan bahwa Doom3 akan jauh lebih baik bila dijalankan di videocard Nvidia daripada di ATI. Oleh karena itu popularitas Doom3 secara tidak langsung juga akan mengharumkan nama Nvidia.
Strategi marketing Nvidia adalah dengan menarik konsumen untuk membeli videocard mereka dengan melalui judul-judul game populer yang disponsori Nvidia, sedangkan ATI selama ini mengarahkan konsumen dengan cara mengekspose keunggulan teknis videocard mereka.
Dalam prakteknya, tujuan konsumen membeli videocard adalah untuk bermain game, dan mereka tentu akan membeli videocard terbaik untuk bermain game, dan bukannya videocard yang unggul secara teknis semata. Konsumen gamer kebanyakan tidak terlalu peduli mengenai perbedaan spek teknis yang nyaris sama, yang mereka tahu game yang mereka mainkan akan terlihat lebih bagus di videocard mana.
Sabotase kualitas image yang dilakukan Nvidia bersama para game developer membuat konsumen takut untuk membeli videcard ATI karena menurunnya kualitas gambar di game favorit mereka, sehingga para gamer berbondong-bondong pindah ke kubu Nvidia.
Oleh karena itulah penjualan videocard ATI akhirnya terus melorot drastis hingga ATI akhirnya kolaps di pertengahan tahun 2006 dan kemudian diakuisisi oleh AMD.
Kondisi persaingan diatas nyaris sama seperti keunggulan telak Sony Playstation 2 atas XBox generasi pertama. Sekalipun XBox saat itu membanggakan teknologi baru, tapi konsumen membeli Sony Playstation 2 dengan alasan jumlah game yang lebih banyak, dan judul-judul game yang lebih baik.
Nvidia mencoba sedikit mengadaptasi strategi yang diterapakan Sony tersebut, yaitu dengan mengandeng para game developer agar membuat tampilan game terlihat lebih baik hanya di videocard Nvidia saja, sedangkan bila dijalankan dengan videocard ATI tampilan dibuat menjadi lebih jelek.
Bagi para game developer, membuat game "kurang bersahabat" dengan videcard ATI tidaklah terlau beresiko, karena jumlah pengguna videocard ATI jauh lebih sedikit dibanding Nvidia.
Sebaliknya, bila ATI ingin meniru cara "sabotase" seperti yang dilakukan Nvidia, maka hal tersebut akan lebih sulit dilakukan, sebab jumlah pengguna videocard Nvidia jauh lebih banyak, sehingga game developer tentu tak mau beresiko bila penurunan kualitas gambar di videocard Nvidia akan menyebabkan game mereka tidak dibeli oleh mayoritas gamer yang menggunakan videocard Nvidia. Oleh karena itu pada game-game yang disponsori ATI (misal Half Life 2) tampilannya tetap tidak ada masalah sekalipun menggunakan videocard Nvidia.
redball.gif (916 bytes)Merger AMD+ATI bukan ancaman buat Nvidia?

Sang pendiri Nvidia : Pria sukses selalu dikelilingi wanita
Banyak orang beranggapan bahwa ATI akan bangkit lagi menuju kejayaan setelah diakuisisi oleh AMD. Hal ini sepertinya tidak mungkin, sebab kekalahan ATI oleh Nvidia bukanlah karena masalah teknis, namun karena kurangnya relasi dengan game developer serta kekalahan dalam hal strategi marketing.
AMD selaku produsen prosesor jelas tidak dapat membantu apa-apa dalam hal meningkatkan relasi dengan game developer. Karena bagi produsen prosesor, industri game bukanlah arena bermain mereka. AMD juga tidak seperti Intel yang piawai dalam hal strategi marketing.
Secara finansial, Nvidia juga bahkan masih lebih kuat dibanding AMD. Laba bersih gabungan antara AMD dan ATI sekalipun ternyata masih dibawah Nvidia.
Dengan kondisi finansial AMD yang kini kian terpuruk seiring kekalahan telak mereka oleh Intel, pupus sudah harapan ATI untuk mendapat pasokan tenaga dari AMD.
Bisnis ATI di bidang solusi onboard grafis untuk PC desktop & notebook juga kian dipersulit oleh Intel yang makin meningkatkan produksi chipset motherboard dengan integrated graphic. Masuknya intel di sektor ini menjadi mimpi buruk bagi ATI, sebab ATI sebelumnya cukup mengandalkan pemasukan dari sektor ini.
Berbeda dengan Nvidia yang tidak terlalu terganggu dengan langkah Intel tersebut, karena konsentrasi Nvidia adalah pada bisnis videocard yang notabene tidak mampu disentuh Intel.

Laporan finansial perusahaan
periode awal 2006
                               Sumber : NASDAQ

Laba bersih Pertumbuhan profit FAKTA FINANSIAL:
1. Laba bersih Nvidia 7X lipat ATI
2. Laba bersih Nvidia 2X lipat AMD
3. Laba bersih Nvidia naik 4X lipat sedangkan laba bersih ATI turun drastis
4. Pertumbuhan profit Nvidia nyaris 3X lipat AMD
Nvidia $302.6 juta + 201.5%
AMD $165.5 juta +    81.5%
ATI $  41.7 juta -     77.8%
Nvidia masih terlalu kaya : Bahkan laba bersih gabungan AMD + ATI masih dibawah Nvidia
Nvidia memiliki keunggulan bersaing yang tak dimiliki perusahaan semikonduktor lainnya, yaitu hubungan mesra dengan game developer. Oleh karena itu setelah AMD diakuisisi oleh AMD, sempat terbersit kabar bahwa Nvidia akan diakuisisi Intel. Namun akhirnya Nvidia menolak untuk diakuisisi oleh Intel, karena bagi Nvidia, Intel sekalipun tidak ada apa-apanya di dalam industri game dibanding mereka.

Source: Click

0 komentar:

Best viewed on firefox 5+
Frafiez Family © 2009 - 2014. Keep Cheerful for Shared