Twitter: @Glissandio
Tampilkan postingan dengan label buas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buas. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Januari 2014

0 komentar

Harimau Sumatera

  / ©: WWF-Indonesia/Saipul Siagian
Nama Latin: Panthera tigris sumatrae

Harimau Sumatera merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered). Jumlah populasinya di alam bebas hanya sekitar 400 ekor. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga.

Harimau Sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup: mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan illegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat dan dekorasi. Harimau Sumatera hanya dapat ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia.

Ciri-ciri Fisik
  • Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini.
  • Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala hingga kaki mencapai 250 cm dan berat hingga 140 kg. Harimau betina memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg.
  • Warna kulit harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.

Ancaman
Harimau Sumatera berada di ujung kepunahan karena hilangnya habitat secara tak terkendali, berkurangnya jumlah spesies mangsa, dan perburuan. Laporan tahun 2008 yang dikeluarkan oleh TRAFFIC – program kerja sama WWF dan lembaga Konservasi Dunia, IUCN, untuk monitoring perdagangan satwa liar – menemukan adanya pasar ilegal yang berkembang subur dan menjadi pasar domestik terbuka di Sumatera yang memperdagangkan bagian-bagian tubuh harimau. Dalam studi tersebut TRAFFIC mengungkapkan bahwa paling sedikit 50 harimau Sumatera telah diburu setiap tahunnya dalam kurun waktu 1998- 2002. Penindakan tegas untuk menghentikan perburuan dan perdagangan harimau harus segera dilakukan di Sumatera.

Populasi Harimau Sumatera yang hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan. Sebagian besar kawasan ini terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. Bersamaan dengan hilangnya hutan habitat mereka, harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia dan seringkali dibunuh atau ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan tanpa sengaja dengan manusia.

Provinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau Sumatera. Sayangnya, sekalipun sudah dilindungi secara hukum, populasi harimau terus mengalami penurunan hingga 70 persen dalam seperempat abad terakhir. Di Provinsi Riau, saat ini diperkirakan hanya tersisa 192 ekor harimau di Riau.

Upaya yang Dilakukan WWF
WWF bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, organisasi konservasi lainnya, dan masyarakat setempat untuk menyelamatkan harimau Sumatera dari ancaman kepunahan. WWF juga berupaya melakukan pendekatan dan bekerja sama dengan perusahaan yang konsesinya mengancam habitat harimau agar mereka mampu menerapkan praktik-praktik pengelolaan lahan yang lebih baik (Better Management Practices) dan berkelanjutan. Pemerintah Indonesia di tahun 2004 telah mendeklarasikan sebuah kawasan penting, Tesso Nilo, sebagai taman nasional untuk memastikan perlindungan gajah dan harimau Sumatera di alam. WWF juga berpartisipasi aktif dalam penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatera 2007-2017 yang dipimpin oleh Departemen Kehutanan RI.

Melalui momentum Kampanye Tahun Harimau 2010, WWF-Indonesia secara aktif mendorong dimasukkannya enam lanskap prioritas harimau Sumatra kedalam Program Nasional Pemulihan Harimau Sumatra. Program nasional tersebut kemudian diadopsi sebagai program global oleh 13 negara sebaran harimau dalam International Tiger Forum di St. Petersburg, Russia Nov 2010. Landskap prioritas perlindungan harimau Sumatra tersebut adalah Ulu Masen, Kampar-Kerumutan, Bukit Tigapuluh, Kerinci Seblat, Bukit Balai Rejang Selatan, dan Bukit Barisan Selatan.

WWF terus melakukan penelitian ilmiah tentang harimau Sumatera di Riau dengan menggunakan kamera jebakan (camera trapping) untuk memperkirakan besarnya populasi, habitat, dan distribusi satwa loreng tersebut, serta untuk mengidentikasi koridor-koridor satwa liar yang membutuhkan perlindungan. WWF--bersama dengan mitra terkait di lapangan--juga membentuk tim patroli anti perburuan dan tim pendidikan dan penyadaran yang bertugas membantu masyarakat lokal memitigasi konflik manusia-harimau di daerah-daerah rawan konflik harimau.


Sumber
( Label: , , , , , , ) Read more

Senin, 30 Desember 2013

0 komentar

Harimau jawa belum punah ?



Didik Raharyono, peneliti karnivora di Jawa yang masih meyakini bahwa harimau Jawa belum punah. Foto: Tommy Apriando


Tak banyak peneliti Harimau Jawa di Indonesia saat ini. Bahkan pemerintah pun jarang melakukan penelitian dan pengawasan terhadap endemik hutan Jawa ini. Kondisi hutan Jawa yang semakin meranggas berdampak luas pada populasi karnivora Jawa ini.
Berawal dari keprihatinan ini Didik Raharyono melakukan penelitian terhadap populasi karnivora-karnivora di Jawa. Masuk kedalam hutan Jawa untuk memasang “camera Trap” sudah ia lakukan sejak puluhan tahun lalu. Pak Didik panggilan akrabnya, masih yakin bahwa karnivora terbesar Jawa yaitu Harimau Jawa masih ada di hutan-hutan yang ada di Jawa ini. Selain berdasar pada keterangan dari banyak warga yang tinggal sekitar hutan di Jawa, beberapa bukti lain, seperti feses, cakaran, kuku, bulu dan lainnya ia dapatkan.
Spesimen sisa pembunuhan Harimau jawa dan Macan tutul koleksi 1997 – 2010. Foto: Didik Raharyono
Mongabay: Apa yang melatar belakangi anda terus melakukan penelitian terhadap Karnivora Jawa?
Didik Raharyono: Belum banyak masyarakat kita yang memperhatikan kelestarian spesies karnivora di Jawa. Dari segi keilmuan terhadap jenis-jenisnya dan adanya kecenderungan penyusutan hutan sebagai habitat bagi golongan karnivora di Jawa. Sedangkan sebagian besar Karnivora merupakan top predator yang dapat dijadikan Bio-indikator habitat yang masih baik.
Mongabay: Apa saja karnivora endemik di Jawa ? Berapa jumlah populasi mereka?
Didik Raharyono: Harimau Jawa populasinya belum diketahui, bahkan dianggap punah; Macan tutul jawa: estimasi meta populasi dari sebaran habitat yang masih tersisa dari Kawasan Konservasi maupun Non-Konservasi sampai saat ini masih sekitar 500-an ekor (perkiraan kasar, belum dilakukan pendataan secara ilmiah). Lalu Kucing Bakau, tetapi saya belum tahu perkiraan populasinya, sebab spesiesini juga hampir tidak terpantau. Lalu Biul jawa juga endemik, dan belum diketahui populasinya di alam, Sigung atau teledu juga endemik jawa, populasinya belum diketahui.
Sisa kulit harimau Jawa yang dibunuh tahun 2008. Foto: Didik Raharyono
Mongabay: Sejak kapan anda melakukan penelitian terhadap Karnivor Jawa ? Apa saja yang anda dapatkan sampai saat ini ?
Didik Raharyono : Sejak tahun 1997 khusus untuk harimau Jawa, lalu mulai 2003 meneliti macan tutul. Dan setelah 2006 merambah ke jenis kucing kecil. Dari pengalaman tersebut, saya memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang tidak saya jumpai saat kuliah di Biologi UGM.
Mongabay: Karnivora Jawa tidak bisa di lepaskan dari habitanya yaitu Hutan. Bagaimana anda melihat kondisi Hutan di Jawa ?
Didik Raharyono : Karnivora memang golongan jenis hewan yang hidupnya membutuhkan teritori. Kondisi hutan di jawa saat ini sudah banyak terdegradasi. Hutan dataran rendah Jawa yang sebenarnya berpotensi memiliki kekayaan hayati lebih tinggi dari pada hutan di pegunungan, juga hampir hilang (hanya tersisa di beberapa Taman nasional). Selain itu, untuk hutan dataran rendah telah banyak digunakan sebagai kawasan hutan produksi yang menggunakan sistem penanaman pohon yang sejenis. Selain itu, kondisi hutan di jawa saat ini sudah terfragmentasi menjadi beberapa potongan, mirip kondisi kepulauan kecil yang ada di ‘samudra’ (mengalami insularisasi). Sedangkan luas hutan di Jawa saat ini Untuk kawasan hutan Non Konservasi luasnya sekitar 2,46 juta hektar, sedangkan untuk Kawasan Konservasi darat di P Jawa hanya sekitar 3,5 ribu kilometer persegi.
Mongabay: Anda masih terus meneliti Harimau Jawa.Apakah Harimau Jawa benar sudah punah?
Didik Raharyono : Belum. Menurut saya harimau jawa belum punah.
Feses harimau Jawa tahun 1998. Foto: Didik Raharyono
Mongabay: Apa yang menjadi alasan anda mengatakan harimau jawa belum punah?
Didik Raharyono : Sejak tahun 1997, saya menemukan langsung beberapa bukti bekas aktivitas harimau jawa berupa: jejak tapak kaki; cakaran di pohon; sampel feses harimau jawa dan rambut harimau jawa dari pohon cakaran dan sudah saya Seminarkan secara Nasional di UC UGM tahun 1998; dan menghasilkan rekomendasi untuk dilakukan PK atau peninjauan ulang atas pernyataan punah tersebut. Bahkan sampai sekarang saya malah mendapatkan sekitar 20-an titik informasi terbaru tentang eksistensi harimau jawa, terutama setelah saya membuat blog: Javan Tiger Center’s Blog.
Tahun 2004 kami menjumpai juga feses harimau jawa dengan diameter sekitar 7 cm dan tahun 2006 ada kesaksian perjumpaan dari TNI. Tahun 2008 saya menemukan sampel kulit harimau loreng yang dibunuh dari Jawa Tengah. Tahun 2008 juga menjumpai sisa kuku yang masih ada darahnya milik harimau Jawa yang dibunuh dari jawa barat, bahkan tahun 2009 saya mendapatkan sampel kulit lagi yang dibunuh dari Jawa timur. Secara mikroskopis, untuk rambutnya sudah menunjuk ke harimau loreng bukan tutul; tetapi perlu analisis lebih lanjut ke tingkat DNA, yang saat ini sedang kami persiapkan Bahkan dua minggu lalu rekanan yang dari Jawa Timur juga menginformasikan lagi tentang kulit dan rambut kumis dari harimau Jawa yang dibunuh Desember 2012. Sedangkan untuk informasi perjumpaan dan kesaksian beberapa warga masyarakat tepi hutan tentang perjumpaan dengan harimau Jawa sampai 2012 belum saya verfikasi lebih lanjut. Tahun 2004 juga ada mahasiswa Universitas Jenderal Sudirman, Puwokerto, yang melihat harimau loreng mati di lokasi desa bermainnya di Lereng Gunung Slamet, Jawa tengah. Artinya, dari sebaran (terutama spesimen) yang saya koleksi, jelas masih adanya eksistensi harimau Jawa.
Mongabay: Bagaimana peran pemerintah dalam melindungi karnivora Jawa selama ini?
Didik Raharyono : Menurut saya masih kurang peduli. Salah satu contoh dimana tahun 2009 Macan tutul Jawa masuk ke dalam 17 jenis prioritas satwa konservasi karena mempunyai status, justru tahun 20012 kemarin, macan tutul dikeluarkan dari prioritas konservasi, sehingga hanya ada 14 jenis saja (namun saya kurang hafal jenis-jenisnya).  Meskipun pemerintah memiliki Taman Nasional dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam; namun “greget” untuk perlindungan spesies jauh dari yang diharapkan. Sedangkan BKSDA juga kurang berminat melindungi macan tutul yang berada di luar kawasan konservasi: hal ini terbukti dengan tidak adanya data populasi macan tutul di luar kawasan konservasi seperti hutan lindung dan cagar alam.
Platter cast harimau Jawa tahun 1997. Foto: Didik Raharyono
Mongabay: Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga populasi karnivor dan hutan di Jawa ?
Didik Raharyono : Pendataan karnivora harus dilkukan di kawasan konservasi dan non konservasi, lalu melakukan pembinaan habitat dengan melakukan kajian ‘daya dukung habitat’; serta patroli rutin untuk mencegah adanya perburuan jenis prey carnivor (sebab ini merupakan sumber pakan spesies karnivor). Baru setelah itu dilakukan pola pengelolaan spesies secara menyeluruh dengan melakukan koneksitas informasi dan data dalam pengelolaan yang lebih menyeluruh.
Selain itu dikarenakan opini “PUNAH” sudah melekat kuat di kalangan pemerintah, sehingga selalu menganggap bahwa masyarakat tidak bisa membedakan antara macan tutul dengan macan loreng, sebab dalam kosakata masyarakat Jawa memang hanya di kenal kata Macan untuk menyebut “Tiger” dan “Leopard.” Kata penjelasnya hanya setelah dibelakang kata macan itu yakni loreng, tutul, ataupun rembah dan lainnya. Sehingga dianggap bias jika masyarakat bertutur perihal macan loreng. Mungkin pemerintah harus mau bersama masyarakat lokal yang memiliki profesi sebagai “pemanen hasil hutan” melakukan kajian bersama atas lokasi-lokasi yang dilaporkan dilihat harimau jawa, dipantau menggunakan kamera trap, kalau perlu memberikan pinjaman terhadap masyarakat untuk melakukan pemasangan kamera itu, di lokasi di mana harimau Jawa pernah di jumpai.


Sumber
( Label: , , , , ) Read more

Minggu, 22 September 2013

0 komentar

Jenis Anjing Paling Cerdas


 Border Collie
colie
Collie butuh pekerjaan. Apabila dia menganggur, mereka tidak akan bahagia. Collie sangat tidak dianjurkan untuk ditinggal sendiri. Mereka butuh pendamping, pujian dan latiahan yang intensif. Kalo kalian bekerja di luar kota, jangan berfikir untuk memiliki anjing ini, karena benar-benar tidak cocok untuk anda. Kecerdasan collie yang legendaris, kompetisi untuk anjing inipun berbeda dari yang lain, seperti tes kecepatan, obedience dan tentunya tantangan menggiring domba.

Poodle
Poodle
Anjing poodle yang standard pun memiliki kecerdasan yang tinggi dan sangat mudah dilatih. Mereka senang berada di antara manusia, dan benci ditinggal sendirian. Di balik penampilannya yang menggemaskan, ternyata anjing poodle juga digunakan sebagai anjing pemburu.

German Shepherd
German Shepherd
Sangat cerdas, pemberani dan memiliki protective intinct yang kuat. Apabila dilatih dari kecil, mereka bisa menjadi anjing keluarga yang baik untuk anak-anak. Karena kecerdasannya, mereka membutuhkan tujuan dan pekerjaan agar mereka bahagia. Oleh karena itu, anjing jenis ini sangat cocok menjadi anjing polisi.

Golden Retriever
Golden Retriever
Anjing yang dimiliki sejuta umat. Anjing ini digemari karena setia, penyayang, lembut dan sangat dekat dengan anak-anak, dia memiliki insting natural untuk menyenangkan orang dan binatang lain. Dengan kecerdasan di atas rata-rata, tidak heran kalau golden retriever sangat mahir di berbagai obedience competitions dan bermain trik.

Doberman Pinscher
Doberman Pinscher
Sangat setia, forceful dan ditakuti. Mereka memiliki stamina yang luar biasa dan senang bekerja. Meskipun diketahui mereka memiliki sifaf mendominasi, Dobermans bisa menjadi cukup mudah dikontrol, dan bahkan mereka bekerja sebagai anjing untuk terapi di rumah sakit. Mereka bisa menjadi anjing keluarga yang baik apabila dilatih dari kecil. Walaupun tidak seberingas pitbull/terrier, kalian bisa mengandalkan perlindungannya yang agresif bila dibutuhkan.

Shetland Sheepdog
Shetland Sheepdog
Kalian masih inget Lessie? Nah ini dia bintangnya! Banyak pemiliki anjing ini yang mengatakan, bahwa tingkat kecerdasan mereka hampir sama dengan manusia! Shelties dikembangbiakan untuk menjadi gembala ratusan domba, karena membutuhkan konsentrasi, dan tentunya kecerdasan. Kadang-kadang dia bisa agak berhati-hati terhadap orang asing dan anak-anak, tapi sangat setia dan lembut terhadap pemiliknya. Faktanya, anjing ini senang menjadi pendamping manusia. Yang kalian lihat di TV, nyaris mendekati sifat aslinya.

Labrador Retriever
Labrador Retriever
Anjing yang sangat penyayang, lembut, dan penyabar. Anjing jenis ini termasuk anjing yang paling populer di dunia. Tanpa exercise yang reguler. Karena sifatnya yang baik, cinta anak-anak dan ramah terhadap anjing lain, Labs banyak dimiliki oleh keluarga.

The Papilon
The Papilon
Apa anjing ini menakutkan? Yep! Anjing ini memang seharusnya menakutkan, karena mereka jauh lebih tangguh dari yang terlihat. Papilons bersifat sedikit moody dan agresif dan sangat posesif terhadap tuanya dan ‘anggota di dalam rumah’. Mungkin agak sedikit mengejutkan kalo papilons dikatakan sebagai anjing paling lembut. Papilons anjing yang sangat cerdas dan mudah untuk dilatih.

Rottweiler
Rottweiler
Di dalam list para expert dan polisi, anjing ini memiliki reputasi yang menakutkan. Padahal, anjing ini memiliki potensi menjadi seekor anjing keluarga yang baik. Rotty tidak hanya cerdas, Rotty juga memiliki keberanian yang sangat besar (salah satu anjing penjaga terbaik) dan dapat diandalkan.

Australian Cattle Dog
Australian Cattle Dog
Anjing jenis ini sangat aktif. Mereka butuh exercise rutin, baik secara fisik maupun mental. Mereka aslinya dikembangbiakan di Australia. Mereka adalah pemikir yang mandiri, kreatif (dalam versi anjing) dan sangat protektif terhadap propertinya, termasuk orang.
( Label: , , , , , ) Read more

Kamis, 02 Februari 2012

0 komentar

Dinosaurus

Nama Dinosaurus




Makna di Balik Nama Dinosaurus: 

  • Dino + saurus = kadal mengerikan
  • Dino dari deinos (Bahasa Latin) = mengerikan
  • Saurus (Bahasa Yunani) = kadal

Istilah ini pertama kali digunakan oleh ilmuwan Inggris Sir Richard Owen (1804-1892) untuk mendeskripsikan beberapa fosil yang sedikit pun tidak mirip makhluk hidup mana pun



Nama-nama Dinosaurus :

  1. Allosaurus
  2. Anatotitan
  3. Ankylosaurus
  4. Brachiosaurus
  5. Coelophysis
  6. Cryptoclidus
  7. Cynodont
  8. Deinonychus
  9. Diplodocus
  10. Eustreptospondylus
  11. Iguanodon
  12. Leaellynasaura
  13. Liopleurodon
  14. Muttaburrasaurus
  15. Ophthalmosaurus
  16. Ornithocheirus
  17. Placerias
  18. Plateosaurus
  19. Polacathus
  20. Postosuchus
  21. Rhamphorhynchus
  22. Stegosaurus
  23. Tapejara
  24. Torosaurus
  25. Tyrannosaurus Rex
  26. Utahraptor
  27. Abelisaurus
  28. Acrocanthosaurus
  29. Albertosaurus
  30. Alioramus
  31. Carcharodontosaurus
  32. Daspletosaurus
  33. Eocarcharia
  34. Giganotosaurus
  35. Gorgosaurus
  36. Mapusaurus
  37. Metriacanthosaurus
  38. Rajasaurus
  39. Saurophaganax
  40. Siamotyrannus
  41. Tarbosaurus
  42. Torvosaurus
  43. Yangchuanosaurus
  44. Augustina
  45. Amargasaurus
  46. Ampelosaurus
  47. Baryonyx
  48. Brontosaurus
  49. Camarasaurus
  50. Cetiosaurus
  51. Dicraeosaurus
  52. Futabasaurus
  53. Gondwanatitan
  54. Irritator
  55. Isisaurus
  56. Jobaria
  57. Nemegtosaurus
  58. Opisthocoelicaudia
  59. Patagosaurus
  60. Saltasaurus
  61. Shunosaurus
  62. Spinosaurus
  63. Suchomimus
  64. Titanosaurus
  65. Achelousaurus
  66. Albertaceratops
  67. Anchiceratops
  68. Arrhinoceratops
  69. Brachyceratops
  70. Centrosarus
  71. Chasmosaurus
  72. Diceratops
  73. Einiosaurus
  74. Eucentrosaurus
  75. Monoclonius
  76. Pachyrhinosaurus
  77. Pentaceratops
  78. Styracosaurus
  79. Triceratops
  80. Udanoceratops
  81. Zuniceratops
  82. Dancetrurus
  83. Edmontonia
  84. Euoplocephalus
  85. Gastonia
  86. Gigantspinosaurus
  87. Kentrosaurus
  88. Lexovisaurus
  89. Minmi
  90. Nodosaurus
  91. Panaloposaurus
  92. Pinacosaurus
  93. Saichania
  94. Sauropelta
  95. Talasaurus
  96. Tarchia
  97. Tuojiangosaurus
  98. Wuerhosaurus
  99. Altirhinus
  100. Brachylophosaurus
  101. Camptosaurus
  102. Charonosaurus
  103. Corythosaurus
  104. Edmontosaurus
  105. Fukuisaurus
  106. Lambeosaurus
  107. Lanzhousaurus
  108. Maiasaura
  109. Olorotitan
  110. Ouranasaurus
  111. Parasaurolophus
  112. Prosaurolophus
  113. Saurolophus
  114. Shantungosaurus
  115. Tsitaosaurus
  116. Afrovenator
  117. Carnotaurus
  118. Ceratosaurus
  119. Deltadromeus
  120. Dilophosaurus
  121. Fukuiraptor
  122. Gallimimus
  123. Gojirasaurus
  124. Indosuchus
  125. Liliensternus
  126. Majungasaurus
  127. Megaraptor
  128. Monolophosaurus
  129. Neovenator
  130. Piatnitzkysaurus
  131. Rugops
  132. Sinraptor
  133. Szechuanosaurus
  134. Troodon
  135. Velociraptor
  136. Cryolophosaurus
  137. Eoraptor
  138. Megalosaurus
  139. Pachycephalosaurus
  140. Pawpawsaurus
  141. Therizinosaurus
  142. Anhanguera
  143. Archaeopteryx
  144. Dromiceiomimus
  145. Quetzalcoatlus
  146. Segnosaurus
  147. Stegoceras
  148. Struthiomimus
  149. Tapejara
  150. Tupuxara
  151. Muraenosaurus
  152. Oviraptor
  153. Pteranodon
  154. Seismosaurus
  155. Supersaurus

( Label: , , , , , , , , ) Read more
Best viewed on firefox 5+
Frafiez Family © 2009 - 2014. Keep Cheerful for Shared