Twitter: @Glissandio
Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 September 2013

0 komentar

56% Remaja melakukan Sex Pra Nikah


Menurut Kristian, perilaku remaja tersebut ternyata tidak dipengaruhi tingkat strata sosial. Bukan hanya remaja dari kalangan kelas sosial rendah yang pernah melakukan hubungan seks, tapi di tingkat strata yang lebih tinggi, perilaku semacam ini juga terjadi.



Sedikitnya 56 persen remaja Kota Bandung pada rentang usia 15 hingga 24 tahun sudah pernah berhubungan seks atau making love (ML) di luar nikah. Hubungan seks dilakukan dengan pacar, teman, dan pekerja seks komersial.
Hal itu terungkap dalam workshop hasil baseline survei pengetahuan dan perilaku remaja Kota Bandung oleh 25 Messenger Jawa Barat di Wisma PKBI Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Selasa (12/8).
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan 25 Messenger Jabar Kristian Widya Wicaksono mengatakan, survei yang dilakukan rentang waktu bulan Juni 2008 ini melibatkan rata-rata 100 responden remaja usia 15-24 tahun yang ada di setiap kecamatan di Kota Bandung.
Survei dibagi menjadi dua kategori rentang usia di dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan usia 15-19 tahun dan rentang usia 20-24 tahun. Survei juga mendapat data adanya hubungan sesama jenis dari responden.
“Kita juga melakukan survei dengan melibatkan responden yang biasa nongkrong di tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan dan beberapa tempat nongkrong yang dianggap rawan,” kata Kristian.
Dari hasil survei tersebut, Kristian mengatakan sebanyak 56 persen remaja pada rentang usia tersebut pernah melakukan hubungan seksual.
Dari jumlah tersebut, 30 persen menyatakan hubungan dilakukan dengan pacar sendiri, 11 persen dengan pekerja seks komersial (PSK), dan 3 persen dengan seseorang atau teman yang baru dikenalnya (one night standing).
“Dari hasil ini bisa disimpulkan kondisi remaja di Kota Bandung saat ini bisa dikatakan hampir mendekati kondisi parah dalam berperilaku,” katanya.
Bahkan tingkat pendidikan juga tidak memengaruhi prilaku mereka berhubungan seks. Ini bisa diketahui dari hasil survei pengetahuan remaja mengenai HIV AIDS dan penularannya. Ternyata, pendidikan tinggi tidak menjamin pengetahuan mereka tentang HIV AIDS lebih baik dibanding mereka yang berpendidikan rendah.
Hanya saja, hasil survei menunjukkan tingkat pendidikan rendah berpengaruh terhadap perilaku menonton film porno. “Ada hasil signifikan, semakin rendah pendidikan, semakin banyak yang menonton film porno. Ini karena rasa ingin tahu mereka,” lanjutnya.
Kristian mengatakan, perilaku remaja yang demikian salah satunya memang paling banyak dipengaruhi oleh tontonan film porno. Selain itu, mereka juga mengetahuinya dari internet. Dan saat ini yang sedang tren adalah memperoleh gambar porno melalui telepon seluler.
Yang cukup mengejutkan, mayoritas remaja/pemuda di rentang usia 15-24, baik laki-laki maupun perempuannya, pernah menonton film porno. Mayoritas lewat VCD/DVD, atau diperoleh dari internet, atau kedua-duanya.
Pengaruh lain dalam perilaku seksual remaja antara lain seringnya orang tua bertengkar serta perceraian orang tua. Dari hasil survei, remaja yang orang tuanya kerap bertengkar membuat mereka mengalihkan kejenuhan tersebut dengan berperilaku menyimpang dengan melakukan hubungan seks.
“Bahkan ada responden yang berhubungan seks dengan PSK sebagai bentuk kompensasi psikologis menghadapi pertengkaran orang tua atau perceraian orang tuanya,” ujar Kristian.
Hasil survei lain menunjukkan bahwa remaja yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler dan keagamaan sangat memengaruhi perilaku seksual mereka.
Diketahui bahwa mereka yang tidak aktif cukup banyak yang melakukan hubungan seks karena tidak adanya kegiatan lain dan sebaliknya. Namun yang mengejutkan, ada beberapa responden yang aktif dalam kegiatan keagamaan tapi tetap melakukan hubungan seks bahkan dengan PSK.
Dengan perilaku yang demikian, ujar Kristian, 40 persen responden ternyata bergonta-ganti pasangan. Ini menunjukkan ada kecenderungan peningkatan tertular HIV postitif. “Dari sini ada potensi kasus HIV/AIDS bisa meningkat bila tidak segera dicari solusi,” katanya.
Ketua Granat Kota Bandung Edi Herwansyah mengatakan, narkoba juga memengaruhi perilaku seks remaja. Dari hasil penelitian, narkoba seperti minuman keras, ganja, dan sabu-sabu memicu mereka melakukan hubungan seks.
“Saat ini trennya ganja dan sabu. Bila remaja lebih terbuka saat menggunakan narkoba, orang dewasa cenderung melakukannya di tempat tertentu agar orang lain tidak tahu. Dan di Bandung pengguna narkoba juga cenderung meningkat,” katanya
( Label: , , , , , ) Read more

Rabu, 21 November 2012

0 komentar

Satu Keluarga Hilang Misterius dan ditemukan telah Membusuk

Ilustrasi korban tewas [google] Ilustrasi korban tewas [google]
[DENPASAR] Pihak kepolisian hingga Selasa (21/2) masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus hilangnya satu keluarga secara misterius. Termasuk menunggu hasil otopsi dari pihak rumah sakit terhadap tiga jasad yang sudah ditemukan yang dihubungkan terhadap keluarga yang hilang tersebut.  

Diduga keluarga yang sempat dilaporkan menghilang secara misterius dari rumahnya di Perum Kampial Residence, Lingkungan Menesa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (20/2)  ditemukan dalam kondisi tewas membusuk. Meski belum ada keterangan resmi dari aparat kepolisian, namun dari pihak keluarga berani memastikan kalau jasad tersebut Made Purnabawa sekeluarga setelah  sempat melihat cirri-ciri jasad korban yang diketemukan.  

Jasad korban yang diduga adalah  I Made Purnabawa, 28, bersama Ni Luh Ayu Sri Mahayoni, 27 (istri), dan Ni Wayan Risna Ayu Dewi, 9 (anak) ditemukan bertumpuk pada semak-semak jurang di Dusun Sumbul, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (20/2). Ketiga jasad direncanakan akan di otopsi hari ini Selasa (21/2) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.  

Ketiga jasad  membusuk tersebut  ditemukan di semak-semak jurang di perkebunan milik keluarga I Gusti Kade Dandra, 60, yang berada sekitar 300 meter arah selatan dari Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk—di sebelah timur jalan aspal menuju Kuburan (Setra)  Desa Adat Yeh Embang Kangin. Mayat satu keluarga ini ditemukan tanpa sengaja oleh keluarga petani kakak adik yakni I Gusti Putu Agung Yasa (55), dan I Gusti Kade Agung Sutarsa (52).

Sedangkan perwakilan keluarga, I Made Kutir, sudah berani memastikan bahwa ketiga jasad tersebut merupakan kerabatnya yang hilang misterius: Made Purnabawa, Ayu Sri Mahayoni, dan Krisna Ayu Dewi. Kepastian itu berdasarkan ciri-ciri fisik beserta beberapa barang yang digunakan korban.    “Melihat dari fisiknya, saya berani pastikan itu keluarga saya yang hilang misterius. Jam yang yang digunakan juga merupakan milik anaknya (Krisna Ayu Dewi). Dari penampilan ibunya (Ayu Sri Mahayoni), juga saya bisa lihat itu dia,” terang Made Kutir.

Made Kutir, yang mengaku sebagai teman dekat korban di tempatnya bekerja, bisa mengenali dari tubuh serta baju yang dikenakannya. "Keluarga ini memang suka berpakaian modis. Mayat ini jelas mereka (keluarga Made Purnabawa)," ujarnya. "Ini pasti mayat Made Purnabawa. Saya kenal anaknya (Krisna Ayu Dewi), karena merupakan teman main anak saya," sambung perwakilan keluarga lainnya, I Wayan Kirim.

Pihaknya keluarga juga setuju dan  meminta agar dilakukan otopsi terhadap ketiga jenazah kerabatnya yang ditemukan membusuk di Desa Yeh Embang Kangin tersebut untuk kepentingan penyidikan. . “Demi penyelidikan kasus ini tuntas, kami minta dilakukan otopsi,” terang salah seorang kerabatanya Made Jayaseraya menyerahkan kepada kepolisian untuk mengungkapnya secara tuntas.   Tiga jenazah sekeluarga itu sendiri baru tiba di Ruang Jenazah RS Sanglah, Senin malam sekitar pukul 20.00 Wita. Ketiga jenazah dibawa ambulans, namun dalam kantong yang berbeda-beda. Sejumlah kerabat korban pun semalam langsung mendatangi kamar Jenazah RS Sanglah.

Sedangkan Kepala Instalasi Kamar Jenazah RS Sanglah IB Putu Alit, mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari keluarga korban terkait otopsi. “Kami masih menunggu persetujuan keluarga korban,” terangnya. Jika sudah ada persetujuan, maka otopsi akan dilakukan besok pagi (hari ini),” ujar IB Putu Alit.  

Sementara itu Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar  Hariadi mengatakan pihaknya belum menyimpulkan kalau ketiga mayat itu adalah keluarga korban yang hilang misterius dari rumahnya di Perum Kampial Residence, Kuta Selatan. Pasalnya, pihak kepolisian harus mengikuti prosedur untuk menentukan identitas korban.   

“Kalau pihak keluarga berpendapat itu adalah korban hilang, sah-sah saja. Tapi, kami belum bisa memastikan hal itu. Kami mengkuti prosedur yang ada. Apalagi, kondisi mayatnya sudah sedikit hancur,” ujar Hariadi.

Sebaliknya warga di kampung asal korban Made Purnabawa kemarin berkumpul di rumah keluarga besarnya di depan Bale Banjar Peminge, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan. Mereka berkumpul di rumah yang beralamat di Jalan Srikandi Nomor 44 ini untuk mengetahui perkembangan kasus yang menimpa korban Made Purnabawa bersama istri dan anaknya.
( Label: , , , ) Read more

Senin, 27 Februari 2012

0 komentar

Keluarga Unik

Tentu kita sering mengabadikan keluarga kita dengan foto-foto yang kita buat sendiri atau oleh orang lain dan disimpan untuk kenang-kenangan di masa yang akan datang dimana anak-anak, cucu-cucu, atau cicit-cicit kita nanti bisa mengingat kembali masa lalukeluarga. Ada Satu keluarga membuat foto anggota keluarganya tiap tahun dan menyusunnya dalam satu “chart silsilah” yang unik. Lihat saja, siapa saja bisa membuatnya.
foto keluarga yang unik Foto Keluarga yang Unik
( Label: , , , , , , ) Read more
Best viewed on firefox 5+
Frafiez Family © 2009 - 2014. Keep Cheerful for Shared