Bahaya Nuklir
Komik anti
nuklir ”Nuclear Meltdown - Pesan dari Kegelapan” adalah upaya Greenpeace untuk
menyebarkan pesan bahwa tenaga nuklir akan mempertaruhkan hidup dan lingkungan
kita gara-gara industriawan yang rakus, pemerintah yang sok tahu, dan
masyarakat yang tak peduli.
1.
Kenapa sih Greenpeace melawan nuklir?
Greenpeace
akan selalu bekerja keras –-dan terus melawan-– untuk memerangi penggunaan
tenaga nuklir sebagai solusi energi, karena resikonya terhadap lingkungan dan
kehidupan yang tidak bisa ditoleransi. Para pendukung industri nuklir tengah
berusaha memanfaatkan masalah perubahan iklim untuk menghidupkan kembali
industrinya yang kian meredup. Argumen yang selalu disampaikan mereka, bahwa
tenaga nuklir adalah cara yang aman, besih, dan murah untuk mengatasi
permasalahan perubahan iklim global dan krisis energi.
Kenyataannya,
tenaga nuklir merongrong solusi sebenarnya untuk mengatasi perubahan iklim
dengan mengalihkan investasi yang sangat dibutuhkan bagi sumber energi yang
bersih dan terbarukan serta efisien.
Tenaga
nuklir mahal dan berbahaya, karena bisa mengarah kepada meningkatnya perlombaan
perbanyakan senjata nuklir, merupakan ancaman bagi keamanan global. Kalaupun
ada keuntungan dari nuklir, akan terlalu sedikit, terlambat, dan terlalu mahal.
2.
Bagaimana energi nuklir diciptakan?
Suatu
molekul, bagian terkecil suatu unsul kimia, terdiri dari setidaknya dua atom.
Satu atom terdiri dari elektron, neutron dan proton. Neutron-neutron dan
proton-proton bersama disebutkan inti atom atau ”nucleus”. Kalau ”nucleus” dari
atom ini mengandung lebih banyak neutron daripada proton, dia tidak stabil dan
akan mengeluarkan partikel-partikel dalam upaya menstabilkan diri. Proses emisi
partikel dan gelombang elektromagnetik disebut sebagai radioaktifitas. Zat
radioaktif dari atom yang tidak stabil itu adalah radiasi pengion.
Atom-atom
yang besar dan berat di alam adalah jenis atom yang tidak stabil, karena itu
sangat radiatif. Salah satu contoh atom yang tidak stabil ini adalah uranium.
Kalau suatu nucleus dari atom yang tidak stabil menangkap suatu neutron, atom
ini akan membelah. Proses ini disebut fisi. Proses fisi ini menghasilkan suatu
reaksi berantai di mana neutron-neutron yang dilepaskan dari proses fisi akan
menambah fisi di dalam, setidaknya terhadap satu nucleus yang lain. Pembelahan
ini menghasilkan radiasi sinar gamma, suatu bentuk radiasi nuklir yang mematikan
dan mengandung tingkat energi yang sangat tinggi.
Dalam
sebuah reaktor nuklir, reaksi berantai tersebut perlu dikendali supaya tidak
terjadi reaksi berbahaya seperti yang ada dalam ledakan senjata nuklir.
Energi
yang dihasilkan dari proses fisi ini digunakan untuk memanaskan air agar
menjadi uap air. Pada tahap ini, fungsi pembangkit listrik tenaga nuklir
sesungguhnya sama saja dengan pembangkit listrik tradisional yang menggunakan
bahan bakar fosil, seperti minyak, atau batu bara. Tenaga yang dihasilkan oleh
uap air untuk menggerakkan turbin, yang kemudian menberikan tenaga ke suatu
generator guna menghasilkan listrik. Semua reaktor nuklir yang menggunakan uap
air sebagai penggerak turbin bekerja dengan prinsip serupa.
3.
Apa uranium begitu saja bisa dipakai sebagai bahan bakar nuklir?
Reaktor
tenaga nuklir sipil memanfaatkan energi dari uranium yang dihasilkan selama
proses fisi, seperti dijelaskan di atas. Sebelum uranium bisa dipakai sebagai
bahan bakar nuklir, dia perlu melewati beberapa proses dulu.
Uranium
alami harus diekstraksi (ditambang) dari dalam bumi sebagaimana layaknya barang
tambang lainnya. Namun, tidak seperti barang tambang lainnya, uranium merupakan
elemen radiatif. Akibatnya, seluruh aspek yang berkaitan dengan produksi bahan
bakar uranium, mulai dari pertambangan, pemrosesan, dan pengayaan, sampai
transportasi, memiliki potensi dampak yang merusak terhadap lingkungan dan
kesehatan. Rata-rata setiap bijih uranium mengandung hanya 0,1% uranium. Sebagian
besar materi lainnya yang dipisahkan pada saat penambangan bijih uranium adalah
bahan beracun, berbahaya, dan radiatif.
Secara
alami, uranium yang dijumpai di deposit uranium di alam dapat berbentuk
Uranium-235 (U-235) yang bersifat radiatif (tidak stabil) dan U-238 yang
stabil. Agar bisa digunakan dalam reaktor, uranium tersebut harus mengalami
proses ”pengayaan”, yang artinya sejumlah uranium tersebut mengalami proses
penambahan persentase unsur U-235 yang bersifat radiatif dan U-235 perlu dipisahkan
dari U-238.
Untuk
pembangkit listrik sipil standar, kandungan uranium harus ditambah dari 0,7%
agar mencapai 3% sampai 5% U-235. Proses ini disebutkan pengayaan uranium.
Uranium yang diperkaya kemudian dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil dan diletakkan di dalam suatu batang (rod) besi panjang. Batang-batang
ini kemudian dikumpulkan menjadi satu ikatan (bundle).
Proses
fisi atau pembelahan atom bahan bakar uranium akan menghasilkan unsur-unsur
tingkat radiasi tinggi seperti cesium dan strontium yang sangat berbahaya.
4.
Katanya Indonesia punya cadangan uranium, betul ga sih?
Iya,
tapi cadangan uranium yang ada di Indonesia (di Kalimantan tepatnya),
berkualitas redah, karena kehadiran unsur U-235 nya tidak memadai untuk
diperkaya.Walaupun uranium cukup berlimpah di dunia ini, persentase U-235 harus
setidaknya bernilai 0,7% sebelum proses pengayaan atau pengayaannya. Artinya
akan terlalu mahal dan tidak efesien. Kalau Indonesia memakai PLTN, uraniumnya
perlu diimpor dari Australia untuk selanjutnya diperkaya dulu di Jepang atau
Russia sebelum bisa dipakai di sini.
5.
Apa itu radiasi?
Pada
saat atom dipecah, energi dalam jumlah besar dilepaskan. Secara sederhana
seperti inilah tenaga nuklir dijelaskan. Kedengarannya sangat jinak, tetapi
produksi nuklir menghasilkan materi radioaktif pengion yang berbahaya.
Radiasi
adalah energi yang berjalan dalam bentuk gelombang. Radiasi pengion
menghasilkan reaksi kimia yang tidak bisa diprediksi, termasuk gelombang
elektromagnetik dan juga partikel. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium,
atau mendengar radiasi pengion. Ada sumber radiasi pengion alami yang tidak
bisa dihindari. Radiasi ini disebutkan ”radiasi latar belakang” atau background
radiation. Selain radiasi alam ini, ada juga radiasi yang diciptakan manusia,
untuk tujuan masing-masing, seperti medis, pangan, senjata, dan energi. Tetapi,
paparan keradiasian yang diciptakan manusia itu loh yang bisa mengawatirkan
bagi manusia sendiri dan lingkungan hidup, karena dikaitkan dengan mutasi gen,
kelainan lahir, kanker, leukemia, kelainan reproduksi, imunitas,
kardiovaskuler, dan sistem endokrin.
Ada
empat jenis radiasi; Alpha, Beta, Gamma, dan X-ray, dengan ciri-ciri dan
kandungan resiko masing-masing. Paling berbahaya adalah radiasi Alpha. Radiasi
ini tidak bisa menembus kulit kita, tapi begitu terhirup, tertelan, atau masuk
lewat luka, bisa masuk sel-sel di organ atau darah yang sangat merusak daerah
sekitarnya. Contoh pengemisi Alpha adalah Plutonium, gas Radon, Uranium, dan
Americium.
Pemancaran
radiasi tinggi sangat membahayakan untuk manusia dan lingkungan, bukan hanya
sekarang, tetapi tetap berdampak sampai ratusan ribu tahun mendatang!
6.
Apa sih nuclear meltdown itu?
Proses
fisi nuklir tersebut adalah proses yang amat kompleks dan penuh resiko. Kalau
terjadi masalah atau kerusakan di dalam inti reaktor, kemungkinan besar dia
akan terlalu panas dan meleleh. Kalau sebuah reaktor meleleh akan terjadi
pelepasan radiasi besar-besaran. Karena suhu yang sangat tinggi sekali, ada
kemungkinan bahwa bangunan perlindungan inti reaktor, yang dibuat dari logam
dan/atau semen, akan rusak, alhasil radiasi tinggi akan terpancar ke lingkungan
sekitarnya dengan konsekuensi yang amat parah.
Ada
cukup banyak alasan kenapa bisa terjadi suatu kecelakaan di dalam PLTN.
Kecelakaan meltdown yang paling parah adalah Chernobyl pada tahun 1986 di
Ukraina, dulu sebagian Uni Soviet. Chernobyl tercatat dalam sejarah sebagai
bencana nuklir sipil terburuk di dunia. Pada saat bencana terjadi, 56 orang
meninggal dan sekitar 600.000 orang terpapar radiasi dengan tingkat yang
signifikan. Kita tidak pernah bisa tahu jumlah korban tewas yang tepat tapi
diperkirakan lebih dari 93,000 jiwa.
Dalam
komik kita ini, istilah ’Nuclear Meltdown” dipakai sebagai sebuah metafora
untuk menggambarkan bahaya dan semua resiko yang terkait dengan nuklir, mau
dari senjata, PLTN ataupun limbahnya.
7.
Katanya teknologi nuklir itu sudah aman, benar nggak sih?
Realitas
industri nuklir saat ini tidak berbeda dengan keadaannya pada abad ke-20 –-di
mana bahaya adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan. Dari waktu ke
waktu kembali industri nuklir menunjukkan bahwa ”keselamatan” dan ”energi
nuklir” adalah dua terminologi yang tidak cocok.
Kecelakaan
dapat terjadi di reaktor manapun, yang dapat menimbulkan terjadinya pelepasan
radiasi mematikan dalam jumlah besar terhadap lingkungan. Kecelakaan-kecelakaan
di dalam industri nuklir telah terjadi jauh sebelum bencana Chernobyl. Lebih
dari duapuluh tahun kemudian, industri nuklir masih terus diwarnai dengan
berbagai kecerobohan, insiden, dan kecelakaan.
Reaktor-reaktor
nuklir tua merupakan penyakit endemis yang menyebar di seluruh dunia, terutama
akibat dampak operasi jangka panjang dan komponen-komponennya yang berukuran
besar. Lebih mengawatirkan lagi bahwa apabila para operator mendapat izin untuk
memperpanjang jangka hidup reaktor dari 30 tahun menjadi 40 tahun, bahkan
lebih. Dan itu pastinya akan semakin meningkatkan resiko kecelakaan. Operator
nuklir pun secara terus menerus berusaha untuk menurunkan biaya dikarenakan
tingkat persaingan yang ketat di pasar listrik dan demi memenuhi harapan
pemegang saham.
Sementara
model PLTN yang baru, seperti European Pressurized Reactor (EPR) atau Reaktor
Bertekanan Eropa, akan memunculkan masalah baru yang tidak dapat diantisipasi
dan menghasilkan limbah radioaktif lebih tinggi lagi. Walaupun reaktor ini
dibilang canggih dan lebih aman, tapi coba lihatlah kenyataannya. Dua prototype
reaktor EPR yang sedang dibangun di Finlandia dan Prancis terus mengalami
masalah. Telah dideteksi lebih dari 2000 kesalahan dalam konstruksi yang
mengakibatkan tiga tahun keterlambatan dari jadwal yang sudah ditetapkan. Hasilnya?
Biaya reaktor ini membengkak menjadi 4,5 trilliun Euro atau 50% lebih dari
perkiraan biaya awal. Karena ongkos pembangunan yang besar banget, industriawan
nuklir selalu berusaha untuk mengurangi ongkos, dan dengan itu mempertaruhkan
keselamatan.
Setelah
bencana Chernobyl, industri nuklir semakin meredup dan semakin sedikit orang
yang tertarik bekerja di bidang nuklir.
Sehingga sumber daya manusia yang
berkualifikasi untuk membangun dan mengoperasikan reaktor nuklir semakin
berkurang. Siapa yang nanti akan mampu mengoperasikan PLTN-PLTN yang baru
secara bijak dan aman? Tidak sulit ditebak bahwa resiko bahaya bencana nuklir
akan semakin membayangi.
Kalaupun
misalkan teknologi tidak gagal dan para operator tidak melakukan kesalahan,
bencana alam tak boleh diabaikan dan masih merupakan resiko yang berarti.
Sebagai contoh, pada tahun 2007, sebuah gempabumi di Jepang mengakibatkan
kebakaran di PLTN Kashiwazaki-Kariwa. Gempa bumi tersebut memaksa tujuh reaktor
tutup. gempa itu mengakibatkan sobekan di reaktor, kemudian melepas cobalt-60
dan chromium-51 ke atmosfir dari sebuah cerobong asap dan mengakibatkan
bocornya 1.200 liter air yang terkontaminasi ke laut. Lebih dari setahun
kemudian ketujuh reaktor tersebut masih tak bisa dioperasikan.
8.
Ada nggak penyelesaian untuk limbah nuklir?
Setiap
tahapan siklus produksi bahan bakar nuklir –-mulai dari penambangan uranium dan
pengayaannya, operasional reaktor, dan proses penggunaan bahan bakar nuklir--
menghasilkan limbah nuklir. Penonaktifan dan pembongkaran fasilitas nuklir
(decomissioning) juga menghasilkan limbah radioaktif dalam jumlah besar. Banyak
lokasi nuklir di dunia ini yang masih perlu proses monitoring dan pengamanan
walaupun sudah tidak aktif.
Sebagian
besar limbah nuklir akan tetap berbahaya sampai ratusan ribu tahun,
meninggalkan warisan yang mematikan bagi generasi yang akan datang. Tidak
mengherankan bahwa solusi penanganan limbah nuklir sampai sekarang belum
ditemukan dan kayaknya seperti nggak mungkin sih.
Konstruksi
di situs pembuangan limbah Gunung Yucca di Nevada, Amerika Serikat, dimulai
pada tahun 1982, tapi tanggal mulai beroperasinya ditunda dari 1992 sampai di
atas 2029. Survey Geologi AS menemukan garis patahan (fault line) di bawah
lokasi yang direncanakan. Dan muncul keraguan-keraguan serius akan pergerakan
jangka panjang dari air bawah tanah yang dapat membawa kontaminasi mematikan ini
ke lingkungan. Pada bulan Maret 2009 Presiden AS Barrack Obama telah
mengumumkan bahwa beliau tidak akan menghabiskan dana lagi untuk situs Yucca
Mountain yang tidak terbukti aman ini.
Secara
global, volume bahan bakar sisa (spent fuel) adalah sejumlah lebih dari 250,000
ton, dan terus meningkat sekitar 10.000 ton setiap tahun. Milyaran dolar
investasi telah dihabiskan untuk menemukan beragam cara pembuangan limbah
nuklir di atas maupun dibawah tanah. Namun industri nuklir dan pemerintah gagal
memberikan solusi yang masuk akal dan terjamin keamanannya secara
berkelanjutan.
Jangan
lupa juga bahwa diperlukan suatu metode yang bisa dipercaya yang bisa dipakai
untuk memberikan peringatan kepada generasi yang akan datang mengenai
keberadaan limbah nuklir tersebut. Entah bagaimana cara komunikasi manusia
dalam 200, apalagi hingga 240,000 tahun ke depan?!
9.
Bagaimana kalau limbah nuklir diolah kembali?
Sebagian
dari bahan bakar nuklir yang terpakai diproses kembali, yang artinya plutonium
dan uranium yang tak terpakai dipisahkan dari limbah, dengan maksud untuk
dipergunakan kembali dalam PLTN. Bahan bakar yang dihasilkan dari pemrosesan
kembali biasanya dicampur dengan bahan bakar uranium biasa, menjadi sekitar 30%
plutonium dan 70% uranium yang diperkaya.
Campuran
bahan bakar itu disebut sebagai bahan bakar MOX (mixed oxide) atau ”MOX fuel”.
Sejumlah kecil negara – Perancis, Rusia, dan Inggris – melakukan pengolahan
kembali dalam skala komersial. Hasilnya, limbah nuklir berbahaya dan plutonium
yang tersaring terus menerus ditransportasikan melewati lautan, perbatasan, dan
melalui kota-kota.
Asal
tahu saja, istilah “pengolahan kembali” yang disebutkan di atas adalah jelas
bahwa menyesatkan. “Pengolahan kembali” bahan bakar uranium yang terpakai
justru menghasilkan lebih banyak limbah berbahaya. Tempat-tempat pengolahan
kembali nuklir mengeluarkan jumlah besar limbah radioaktif setiap harinya
dengan dampak lingkungan serius.
10.
Kenapa sih nuklir itu sering dikaitkan dengan senjata?
Badan
PBB untuk Energi Atom Internasional (IAEA) didirikan untuk mendukung ekspansi
tenaga nuklir di seluruh dunia. Namun di saat yang sama IAEA juga berperan
sebagai badan pengawas untuk pengembangan senjata nuklir ilegal. Konflik kepentingan
mendasar seperti inilah yang merupakan penyebab utama mengapa perbanyakan
senjata nuklir di seluruh dunia tidak dapat dihentikan.
Satu
fakta sederhana menunjukkan bahwa setiap negara yang memiliki kemampuan
mengembangkan tenaga nuklir juga memiliki kemampuan untuk membuat senjata
nuklir. Jadi, dengan adanya 44 negara yang mengembangkan tenaga nuklir saat ini
bisa dikatakan bahwa di seluruh dunia terdapat 44 negara yang berpotensi untuk
menghasilkan senjata nuklir. Dan kalau industri nuklir berhasil mengekspansi,
jumlah negara ini akan terus mengingkat dengan konsekwensi yang tidak dapat
diprediksi.
Plutonium
adalah hasil proses fisi dan tidak terdapat dalam lingkungan alam yang bisa
dipakai untuk membangun bom. Bahan bakar nuklir yang terpakai mengandung 1%
plutonium. Berarti suatu reaktor nuklir dengan kapasitas standar (sekitar 1000
Megawatt) menghasilkan plutonium cukup untuk memproduksi sekitar 40 bom tiap
tahun. Untuk membuat satu bom nuklir hanya diperlukan 5 kilogram plutonium (Bom
yang dijuluki dengan Fat Man, yang menghancurkan Nagasaki pada tahun 1945 dan
membunuh 50.000 orang hanya mengandung 6,1 kilogram plutonium). Hal inilah yang
menyebabkan penjagaan cadangan plutonium menghabiskan sumberdaya yang sangat
besar.
Plutonium
akan terus mengeluarkan zat radiaoktif tingkat tinggi sampai 240,000 tahun.
Menumpuknya plutonium yang dihasilkan dari fasilitas sipil terus meningkat di
dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya proliferasi. Kebanyakan
plutonium militer yang ada di dunia dimiliki oleh Rusia (130 ton) dan Amerika
Serikat (100 ton). Produksi plutonium militer hampir berhenti sepenuhnya
setelah perang dingin, namun pemrosesan ulang komersial masih berlanjut dan
meneruskan status quo yang berbahaya ini.
11.
Tapi tenaga nuklir itu murah kan?
Einstein
pernah menggambarkan teknologi tenaga nuklir sebagai “cara paling mahal untuk
mendidihkan air”, walaupun pendukung nuklir senang bikin kita percaya bahwa
tenaga nuklir itu efektif biaya. Padahal kalau kita melihat pengalaman sekarang
dan yang lalu dari proyek-proyek nuklir yang diperkirakan serta biaya
sebenarnya, maka akan terungkaplah suatu industri yang dipenuhi dengan belanja
yang berlebih dan selalu ditopang oleh subsidi pemerintah.
Biaya
pembangunan reaktor nuklir, yang sangat mahal dibandingkan dengan pembangkit
listrik yang lain, secara konsisten selalu pada kenyataannya dua sampai tiga
kali lebih mahal dari yang diperkirakan oleh industri nuklir. Di India, negara
yang paling baru membangun reaktor nuklir, biaya penyelesaian 10 reaktor
terakhirnya, rata-rata 300% di atas anggaran. Di Finlandia, konstruksi reaktor
baru, kelebihan anggarannya sudah mencapai €1,5 milyar.
Selama
bertahun-tahun, milyaran dolar uang pembayar pajak masuk ke dalam energi
nuklir, dibandingkan dengan sedikitnya uang yang digunakan untuk mempromosikan
teknologi energi bersih dan terbarukan.
Reaktor
nuklir merupakan beban yang terlalu besar untuk ditanggung oleh perusahaan
asuransi. Sebuah kecelakaan besar, bernilai ratusan milyar euro (total biaya
Chernobyl diperkirakan adalah €358 milyar) dapat membuat mereka bangkrut. Pemerintah,
dan pada akhirnya juga para pembayar pajak, dipaksa untuk menanggung beban
keuangannya. Biaya pembersihan setelah sebuah PLTN ditutup dan pengelolaan
limbah nuklir yang aman untuk banyak generasi mendatang (semua bagian reaktor
akan terkontaminasi zat radioaktif) juga sebagian besar ditanggung oleh negara
dan bukan oleh perusahaan sendiri
12.
Katanya nuklir itu bersih dan bisa membantu mengatasi dampak perubahan
iklim?
Dunia
kini sedang menghadapi ancaman global yang sangat besar, yaitu perubahan iklim.
Perubahan iklim disebabkan berbagai kegiatan manusia yang menghasilkan terlalu
banyak emisi gas rumah kaca (GRK), terutama karbon dioksida. Kebanyakan emisi
GRK itu hasil dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak
saja, tapi juga karena penebangan hutan, sampah, dan pertanian yang tidak
berkesinambungan. Gas ini tidak bisa keluar atmosfir sehingga terjadilah apa
yang disebut dengan efek rumah kaca, yang menyebabkan pemanasan global atau
global warming. Beberapa dampak perubahan iklim di antara lain adalah kenaikan
permukaan laut, meningkatnya penyakit tropis, dan hilangnya keanekaragaman
hayati. Dampak perubahan iklim akan sangat parah di negara-negara Asia
tenggara.
Jika
kita mau mencegah akibat-akibat perubahan iklim yang terparahkan akibat emisi
karbon dioksida tersebut, maka perlu bersegera memangkas emisinya hingga
setidaknya 50% pada tahun 2050 dan 30% pada tahun 2030 secara global.
Kesepakatan ini dibuat pemimpin-pemimpin dunia dan diformalkan dalam Protokol
Kyoto. Akhir tahun ini akan ada pertemuan mereka berikutnya, yang itu sangat
penting karena akan membahas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
pemangkasan emisi secara global setelah tahun 2012, kapan Protokol Kyoto
berakhir. Kalau kamu sudah baca komik kita, kamu akan tahu bahwa menurut
Greenpeace, banyak hal akan tergantung pada hasil pertemuan ini!
Memang
emisi karbon dari pengoperasian PLTN jauh lebih kecil daripada emisi dari PLTU
batu baru atau minyak, tapi kalau kita memperhitungkan emisi yang disebabkannya
mulai dari pertambangan, pemrosesan, pengayaan uranium, transport, hingga
pembongkaran PLTN, maka emisi karbonnya akan terbukti jauh lebih tinggi dari
yang dikeluarkan tenaga angin atau panas bumi. Jadi jelaslah, dalam upaya
pengurangan emisi, kontribusi nuklir amatlah kecil.
Saat
ini 436 reaktor nuklir memasok sekitar 16% listrik global, yang hanya mewakili
6,5% konsumsi energi keseluruhan. Skenario global dari Badan Energi
Internasional (IEA), yang diterbitkan pada bulan Juni 2008, menunjukkan; Bahkan
jika kapasitas nuklir digandakan empat kali pada tahun 2050, kontribusinya
hanya 6% terhadap upaya menurunkan emisi karbon - dari sektor energi - sampai
setengahnya pada tahun 2050 tersebut.
Kok,
bodoh banget kalau dengan kontribusi sekecil itu mereka mau ambil resiko begitu
besar! Ekspansi nuklir seperti yang diinginkan industrinya juga tugas yang
mustahil. Sejak tahap perencanaan, tahap pembangunan sampai pengoperasian
rata-rata butuh waktu sepuluh tahun. Itu berarti bahwa listrik yang dihasilkan
baru dapat dinikmati jauh setelah tahun 2020, yaitu pada saat di mana dunia
seharusnya sudah jauh mengurangi emisi gas rumah kaca. Di samping itu, PLTN
tersebut akan terus menimbulkan bahaya besar dari limbah yang dihasilkan,
radiasi zat radioaktif, dan kemungkinan kecelakaan serta bencananya.
13.
Kalau bukan nuklir, apa yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan
energi bangsa ini?
Tahu
nggak, energi terbarukan bisa memenuhi kebutuhan energi global enam kali lebih
banyak dibandingkan dengan teknologi yang sudah ada sekarang – ditambah dengan
jaminan keberlanjutan, secara damai, bersih, dan ketersediaannya yang melimpah.
Energi terbarukan adalah sumber energi yang benar-benar bersih (dengan emisi
karbon yang sangat rendah) dan tidak mengandalkan bahan bakar fosil (batu bara,
minyak, atau gas bumi), atau fisil (uranium). Contoh energi terbarukan adalah
panas bumi (geothermal), biomasa, angin, surya, mikro-hidro, dan gelombang.
Potensi
panas bumi di Indonesia sama dengan 27,000 megawatt atau 40% dari potensi panas
bumi di dunia. Panas bumi adalah sumber energi yang sudah terbukti efektif dan
bersih. Tenaga angin sedang mengalami lonjakan di negara seperti Spanyol,
Jerman, dan Cina, sedangkan tenaga surya semakin murah dan menjanjikan.
Sayangnya pemerintah kurang mengutamakan pemakaian energi terbarukan dan
memanfaatkan potensinya secara penuh.
14.
Memang energi terbarukan bisa diandalkan?
Ada
orang (khususnya mereka yang gencar mempromosikan nuklir) bilang bahwa energi
terbarukan tidak bisa diandalkan karena pasokan listriknya tidak stabil
(misalnya kalau angin lagi mereda, turbin-turbin tidak digerakkan). Tapi dengan
jaringan listrik yang cerdas dan terdesentralisasi kita justru bisa
mengembangkan sistem listrik yang lebih efektif, terjangkau, dan tidak boros
seperti jaringan listrik skala besar yang dipakai sekarang.
Instalasi
pembangkit tenaga energi terbarukan bersifat lebih cepat, lebih murah, dan
lebih terpercaya dibandingkan dengan instalasi pembangkit tenaga nuklir. Waktu
konstruksi yang diperlukan untuk turbin angin misalnya, hanya sekitar 2 minggu,
ditambah dengan sekitar 1-2 tahun untuk perencanaannya. Pembangkit listrik
tenaga angin bisa mengikuti perkembangan kebutuhan dari negara seperti India
dan China dengan lebih mudah dibandingkan dengan program tenaga nuklir yang
lambat dan tidak pasti. Di Cina, misalnya, kapasitas tenaga angin sudah
mengingkat dari 4,000 MW menjadi 10,000MW, sedangkan kapasitas nuklir di Cina
hanya sebesar 9,000MW. Target tenaga angin pemerintah Cina juga jauh lebih
besar daripada nuklir yaitu 100GW tenaga angin ketimbang hanya 12,1 GW nuklir
sampai tahun 2020.
Setiap
uang yang diinvestasikan untuk efisiensi listrik akan menggantikan tujuh kali
lebih banyak karbon dioksida dibandingkan dengan setiap uang yang
diinvestasikan dalam tenaga nuklir. Kenyataannya, tenaga nuklir merongrong
solusi sebenarnya untuk mengatasi perubahan iklim dengan mengalihkan investasi
yang sangat dibutuhkan bagi sumber energi yang bersih dan terbarukan serta
efisiensi energi
0 komentar: